SMAN 1 Batam

Visitors

Minggu, 22 Juli 2018

My Adventure Time with Zenius!


My Adventure Time with Zenius!

            “Apaan sih belajar online, gak banget paling isinya sama kayak di buku dan kurang berbobot. Paling nanti jadinya malah main game soalnya kan harus tersambung sama internet.”

            Well, itu adalah pernyataan yang terbersit dan akhirnya gue lontarkan di dalam hati gue sejak denger yang namanya Zenius, platform belajar online.  Sekarang gue merasa menjadi orang yang sangat-sangat menyesal setelah berpikiran seperti itu, beneran. Ternyata semua 360 derajat berbeda. Silahkan menikmati tulisan ini, cerita non-fiksi yang bener-bener gue alami dan siap gue bagikan ke lo semua. Gue akan mulai dari sejak awal gue kenal yang namanya Zenius, yaitu saat gue awal-awal naik ke kelas 12. Nikmatilah tulisan ini seperti lo menikmati belajar postulat dasar bersama Kak Sabda, haha…

Kenalin, gue Wildan anak kelas 12 SMA jurusan IPS. Alhamdullilah, gue menjadi salah satu murid SMA Negeri yang favorit di kota gue, bahkan di provinsi. Kelas 12? Gue udah persiapin kok segala “sarapan” yang akan terjadi di last year ini. SNMPTN, SBMPTN, Mandiri? Oke, gue juga udah ngulik secara dalam dan udah tau seluk-beluk ujian-ujian masuk PTN pokoknya. Bukan bermaksud sombong nih hehe, tapi dari awal masuk SMA, Alhamdullilah gue selalu Juara 2 di kelas dan termasuk urutan paralel teratas di jurusan IPS. Gue juga dari kelas X-XII berhasil nyabet berbagai penghargaan dari tingkat Kota, Provinsi, Nasional, bahkan Internasional. Jujur, kalau lo berada di posisi gue mungkin juga berharap dengan satu tiket emas yang sama, yang didambakan anak-anak kelas 12 tiap tahunnya. Yap, bisa lolos PTN idaman lewat jalur SNMPTN haha….

Singkatnya, gue udah terbuai yang namanya sama SNMPTN, apalagi dengan didukung orang tua, temen-temen gue, guru, bahkan kepsek gue yang mendukung kalau gue bakal jebol PTN idaman lewat SNMPTN (Jujur, kalau diinget-inget rasanya aneh gimana gitu hahaha). *Lanjut*. Then, I feel like there is something wrong with my mind. Wildan! C’mon it’s not you. Begitulah kata pikiran gue hingga 2 bulan di awal kelas 12 gue tersadar, gue memang bener-bener terbuai dengan tiket emas yang akhirnya gue ngerti SNM adalah “abstrak”. Gue bisa mikir gitu karena searching tentang SNMPTN secara lebih mendalam di tiap blog dan website yang gue temuin di mesin pencarian satu-satu. Dari situlah akhirnya bertemu dengan ZENIUS *haaaaaa* (backsound Mr. Bean jatuh dari lubang wkwk).

Dengan terbangunnya gue, akhirnya riset (yaelah riset segala haha) lebih mendalam apa itu Zenius. Gue udah stalkerin tuh platform dari FB, Twitter, Instagram sampai stalkerin akun-akun tentornya saking keponya. Gue gak ngerti kenapa waktu itu se-kepo itu, tapi gue rasa gue udah kena yang namanya panggilan alam. Besoknya gue langsung deh beli voucher Zenius yang jangka panjang 1 tahun di koperasi sekolah (Bener-bener kebetulan yang aneh, waktu gue niat pengen beli voucher Zenius, esoknya koperasi pasang X-banner Zenius dan pastinya tanpa pikir panjang gue beli).

Sepulang dari sekolah, gue langsung buka laptop dan masukin kode-kode voucher ke halaman pendaftaran Zenius dan gue pun menjadi murid Zenius (Yeahhh). Masih teringat banget di kepala gue bab yang pertama kali di buka itu “Zenius Learning”. Jujur, sebenarnya gue saat itu rada males jadinya karena lihat videonya yang luar biasa banyak. Tapi, gue niatin deh buat kepo-in Zenius. Semalaman di hari itu juga, gue sikat tuh materi Zenius Learning dan malam itu gue merasa sangat-sangat tercerahkan.

Di malam itu gue berbicara dengan diri sendiri ditemani sunyinya malam, menyadari bahwa gue itu masih sedikit ilmu untuk yang namanya Belajar Berkelanjutan. Di malam itu, I feel like a new person that’s been injected with truly positive vibes. Btw, sub-tema favorit gue itu di bagian “Important Thinking Tools”, itu bener-bener membuat semangat belajar dan way of life gue langsung menggelora. Setiap di akhir video yang ditonton, gue langsung tulis di buku kecil gue khusus. Yah, malam itu juga Zenius berhasil buat gue susah tidur karena setiap memejamkan mata, suara Bang Sabda berseliwiran di zona tidur gue, haha….

Sejak nonton video Zenius Learning, konsep gue melihat dunia ini seakan bener-bener berbeda. Nih ya contoh nyatanya, di sekolah gue itu setiap hari selalu membuat bahan presentasi di PPT (Powerpoint) apapun itu pelajarannya (kecuali MTK untuk anak IPS). Kita taulah, anak IPS identik kalau udah diskusi ujung-ujungnya debat (Gue gak stereotipe-in anak IPS doang kok, ini berdasarkan pengalaman gue aja) dan temen-temen gue itu tipe yang harus diberi penjelasan sedetail-detailnya atau mereka akan merasa gak puas. Di setiap diskusi gue selalu salah satu yang menonjol dan kalau gue udah ngeladenin pertanyaan mereka, rata-rata mereka puas dengan penjelasan gue. Pokoknya gue merasa paling kritis dan lebih berpikiran gak cuma satu arah. Gue nerapin tentang cara berpikir induktif dan deduktif yang Bang Sabda bilang.

Gak cuma sampai di situ, gue merasa lebih PD dan lebih termotivasi akan hidup. Gue selalu berpikir sesuatu yang kadang sempet orang lain belum pikirin. Gue semakin merasa seperti gelas yang kosong deh pokoknya. Apalagi ditambah bumbu-bumbu Zenius Blog yang kadang bahas film-film Sci-Fi, itu membuat gue bahwa kita, manusia ini suatu entitas yang lemah dan perlu menggali lebih dalam ilmu pengetahuan. Gue anak IPS, tapi itu gak menghalangi gue untuk membaca dan memahami kuantum, dimensi ruang dan waktu, gravitasi yang berbeda, konspirasi lubang cacing dsb.

Begitu pun dalam memahami pelajaran, di saat pelajaran Sejarah gue gak sekedar menghafal timeline kronologis kejadian, 5W + 1H, dan sebab-akibatnya. Gue ngulik tuh kepoin tokoh-tokoh didalamnya. Contohnya Frans Ferdinand yang menjadi alasan khusus PD I meletus, gue juga cari asal-usul dia. Terus, gue juga jadi paham hukum pertama kali terbentuk di dunia ini secara sepakat dan universal, yaitu Bill of Right yang ternyata dulunya teks buku itu menggunakan Bahasa Prancis dikarenakan bahasa tersebut merupakan bahasa-bahasa yang dianut kaum-kaum Borjuis wilayah Eropa saat itu. Gue sampai sering nyasar artikel, contohnya pernah nih gue search “Big Bang” di Wikipedia, eh beberapa jam kemudian tiba-tiba udah di Wikipedia yang jelasin tentang pembentukan Kerajaan Inggris, hahaha see? My curiousity is improved with Zenius!

Lebih jauh lagi, Zenius membuat gue melangkah lebih jauh lagi menjadi “Wildan” yang lebih improved. Gue berani mengatakan ini karena gue ngerasain sendiri. November 2017 gue mengikuti ajang Intermasional yang diikuti oleh 37 negara di seluruh dunia, namanya AYIMUN (Asia Youth International Model United Nation). AYIMUN ini adalah salah satu MUN (Model United Nation) atau singkatnya konferensi siding PBB. Di event ini, gue berhasil menyabet penghargaan “Verbal Commendation” di council IMF. Lalu, Desember 2017 gue juga berhasil mendapatkan penghargaan “Peserta Terbaik” di event nasional yang diselenggarakan di Jakarta. Acara itu diadakan oleh Kemenko PMK, Kominfo, dan Kemendikbud. Gue terpilih untuk mewakili provinsi gue di ajang nasional itu.

Intinya, masih banyak hal-hal keseharian yang gue rasakan lebih baik sejak kenal Zenius. Gue merasa menjadi belajar berkelanjutan, bukan cuma belajar doang. Berharap, semoga kedepan Zenius semakin mencerdaskan wawasan anak-anak bangsa dan semua dapat menikmati platform ini. O, iya kenapa gue pilih judul “My Adventure Time with Zenius”? Hal ini dikarenakan setiap gue nontonin videonya Zenius, gue merasa di dunia Adventure Time Fin and Jack, haha… Filosofinya, bersama Zenius gue berada di dunia fantasi dan menikmatinya. Dengan fantasi itu, gue gak cuma berkhayal tapi mecoba dan berusaha mewujudkannya *cekiwirrr* hehe…

O, iya btw gue mau ngasih tau kalau awal Juli lalu gue berhasil mendapatkan pengumuman kalau gue diterima di Fakultas Hukum Universitas Andalas, Alhamdullilah. Yah, gue berjuang lewat SBM, bukan SNM. Yang katanya dengan prestasi segudang dan nilai bagus dapat lolos, tapi gue bukti nyatanya. SNM memang gak semudah itu. Gagal SNM memang menyakitkan, tapi cuma 5 menit kok. Setelah itu gue ambil hikmahnya dan bangkit menjadi pejuang SBM, mengulang-ulang pelajaran SBM di Zenius. *kembali ke SBM*. Walaupun keterima di pilihan kedua, gue tetap bersyukur bisa menjadi bagian dari orang yang dapat bersaing. Gue juga gak kecewa kok karena gue yakin dan percaya sudah melakukan yang terbaik. Manusia merencanakan, namun Tuhan yang menentukan. *asekkk*

Okey, sekian tulisan yang dapat gue kontribusikan untuk Zenius. Semoga dapat bermanfaat dan menginspirasi. Itu semua murni pengalaman gue kok. Sampai jumpa di tulisan berikutnya, hehe…