My Adventure Time with Zenius!
“Apaan sih belajar online, gak banget paling isinya
sama kayak di buku dan kurang berbobot. Paling nanti jadinya malah main game
soalnya kan harus tersambung sama internet.”
Well, itu adalah pernyataan yang terbersit
dan akhirnya gue lontarkan di dalam hati gue sejak denger yang namanya Zenius,
platform belajar online. Sekarang gue
merasa menjadi orang yang sangat-sangat menyesal setelah berpikiran seperti
itu, beneran. Ternyata semua 360 derajat berbeda. Silahkan menikmati tulisan
ini, cerita non-fiksi yang bener-bener gue alami dan siap gue bagikan ke lo
semua. Gue akan mulai dari sejak awal gue kenal yang namanya Zenius, yaitu saat
gue awal-awal naik ke kelas 12. Nikmatilah tulisan ini seperti lo menikmati
belajar postulat dasar bersama Kak Sabda, haha…
Kenalin,
gue Wildan anak kelas 12 SMA jurusan IPS. Alhamdullilah, gue menjadi salah satu
murid SMA Negeri yang favorit di kota gue, bahkan di provinsi. Kelas 12? Gue
udah persiapin kok segala “sarapan” yang akan terjadi di last year ini. SNMPTN,
SBMPTN, Mandiri? Oke, gue juga udah ngulik secara dalam dan udah tau
seluk-beluk ujian-ujian masuk PTN pokoknya. Bukan bermaksud sombong nih hehe,
tapi dari awal masuk SMA, Alhamdullilah gue selalu Juara 2 di kelas dan
termasuk urutan paralel teratas di jurusan IPS. Gue juga dari kelas X-XII
berhasil nyabet berbagai penghargaan dari tingkat Kota, Provinsi, Nasional,
bahkan Internasional. Jujur, kalau lo berada di posisi gue mungkin juga
berharap dengan satu tiket emas yang sama, yang didambakan anak-anak kelas 12
tiap tahunnya. Yap, bisa lolos PTN idaman lewat jalur SNMPTN haha….
Singkatnya,
gue udah terbuai yang namanya sama SNMPTN, apalagi dengan didukung orang tua,
temen-temen gue, guru, bahkan kepsek gue yang mendukung kalau gue bakal jebol
PTN idaman lewat SNMPTN (Jujur, kalau diinget-inget rasanya aneh gimana gitu
hahaha). *Lanjut*. Then, I feel like there is something wrong with my mind.
Wildan! C’mon it’s not you. Begitulah kata pikiran gue hingga 2 bulan di awal
kelas 12 gue tersadar, gue memang bener-bener terbuai dengan tiket emas yang
akhirnya gue ngerti SNM adalah “abstrak”. Gue bisa mikir gitu karena searching tentang
SNMPTN secara lebih mendalam di tiap blog dan website yang gue temuin di mesin
pencarian satu-satu. Dari situlah akhirnya bertemu dengan ZENIUS *haaaaaa* (backsound
Mr. Bean jatuh dari lubang wkwk).
Dengan
terbangunnya gue, akhirnya riset (yaelah riset segala haha) lebih mendalam apa
itu Zenius. Gue udah stalkerin tuh platform dari FB, Twitter, Instagram sampai
stalkerin akun-akun tentornya saking keponya. Gue gak ngerti kenapa waktu itu
se-kepo itu, tapi gue rasa gue udah kena yang namanya panggilan alam. Besoknya
gue langsung deh beli voucher Zenius yang jangka panjang 1 tahun di koperasi
sekolah (Bener-bener kebetulan yang aneh, waktu gue niat pengen beli voucher
Zenius, esoknya koperasi pasang X-banner Zenius dan pastinya tanpa pikir panjang
gue beli).
Sepulang
dari sekolah, gue langsung buka laptop dan masukin kode-kode voucher ke halaman
pendaftaran Zenius dan gue pun menjadi murid Zenius (Yeahhh). Masih teringat
banget di kepala gue bab yang pertama kali di buka itu “Zenius Learning”.
Jujur, sebenarnya gue saat itu rada males jadinya karena lihat videonya yang
luar biasa banyak. Tapi, gue niatin deh buat kepo-in Zenius. Semalaman di hari
itu juga, gue sikat tuh materi Zenius Learning dan malam itu gue merasa
sangat-sangat tercerahkan.
Di
malam itu gue berbicara dengan diri sendiri ditemani sunyinya malam, menyadari
bahwa gue itu masih sedikit ilmu untuk yang namanya Belajar Berkelanjutan. Di
malam itu, I feel like a new person that’s been injected with truly positive
vibes. Btw, sub-tema favorit gue itu di bagian “Important Thinking Tools”, itu
bener-bener membuat semangat belajar dan way of life gue langsung menggelora.
Setiap di akhir video yang ditonton, gue langsung tulis di buku kecil gue
khusus. Yah, malam itu juga Zenius berhasil buat gue susah tidur karena setiap
memejamkan mata, suara Bang Sabda berseliwiran di zona tidur gue, haha….
Sejak
nonton video Zenius Learning, konsep gue melihat dunia ini seakan bener-bener
berbeda. Nih ya contoh nyatanya, di sekolah gue itu setiap hari selalu membuat
bahan presentasi di PPT (Powerpoint) apapun itu pelajarannya (kecuali MTK untuk
anak IPS). Kita taulah, anak IPS identik kalau udah diskusi ujung-ujungnya
debat (Gue gak stereotipe-in anak IPS doang kok, ini berdasarkan pengalaman gue
aja) dan temen-temen gue itu tipe yang harus diberi penjelasan
sedetail-detailnya atau mereka akan merasa gak puas. Di setiap diskusi gue
selalu salah satu yang menonjol dan kalau gue udah ngeladenin pertanyaan
mereka, rata-rata mereka puas dengan penjelasan gue. Pokoknya gue merasa paling kritis dan lebih
berpikiran gak cuma satu arah. Gue nerapin tentang cara berpikir induktif dan
deduktif yang Bang Sabda bilang.
Gak
cuma sampai di situ, gue merasa lebih PD dan lebih termotivasi akan hidup. Gue
selalu berpikir sesuatu yang kadang sempet orang lain belum pikirin. Gue
semakin merasa seperti gelas yang kosong deh pokoknya. Apalagi ditambah
bumbu-bumbu Zenius Blog yang kadang bahas film-film Sci-Fi, itu membuat gue
bahwa kita, manusia ini suatu entitas yang lemah dan perlu menggali lebih dalam
ilmu pengetahuan. Gue anak IPS, tapi itu gak menghalangi gue untuk membaca dan
memahami kuantum, dimensi ruang dan waktu, gravitasi yang berbeda, konspirasi
lubang cacing dsb.
Begitu
pun dalam memahami pelajaran, di saat pelajaran Sejarah gue gak sekedar menghafal
timeline kronologis kejadian, 5W + 1H, dan sebab-akibatnya. Gue ngulik tuh
kepoin tokoh-tokoh didalamnya. Contohnya Frans Ferdinand yang menjadi alasan
khusus PD I meletus, gue juga cari asal-usul dia. Terus, gue juga jadi paham
hukum pertama kali terbentuk di dunia ini secara sepakat dan universal, yaitu
Bill of Right yang ternyata dulunya teks buku itu menggunakan Bahasa Prancis
dikarenakan bahasa tersebut merupakan bahasa-bahasa yang dianut kaum-kaum
Borjuis wilayah Eropa saat itu. Gue sampai sering nyasar artikel, contohnya
pernah nih gue search “Big Bang” di Wikipedia, eh beberapa jam kemudian
tiba-tiba udah di Wikipedia yang jelasin tentang pembentukan Kerajaan Inggris,
hahaha see? My curiousity is improved with Zenius!
Lebih
jauh lagi, Zenius membuat gue melangkah lebih jauh lagi menjadi “Wildan” yang
lebih improved. Gue berani mengatakan ini karena gue ngerasain sendiri.
November 2017 gue mengikuti ajang Intermasional yang diikuti oleh 37 negara di
seluruh dunia, namanya AYIMUN (Asia Youth International Model United Nation).
AYIMUN ini adalah salah satu MUN (Model United Nation) atau singkatnya
konferensi siding PBB. Di event ini, gue berhasil menyabet penghargaan “Verbal
Commendation” di council IMF. Lalu, Desember 2017 gue juga berhasil mendapatkan
penghargaan “Peserta Terbaik” di event nasional yang diselenggarakan di
Jakarta. Acara itu diadakan oleh Kemenko PMK, Kominfo, dan Kemendikbud. Gue
terpilih untuk mewakili provinsi gue di ajang nasional itu.
Intinya,
masih banyak hal-hal keseharian yang gue rasakan lebih baik sejak kenal Zenius.
Gue merasa menjadi belajar berkelanjutan, bukan cuma belajar doang. Berharap,
semoga kedepan Zenius semakin mencerdaskan wawasan anak-anak bangsa dan semua
dapat menikmati platform ini. O, iya kenapa gue pilih judul “My Adventure Time
with Zenius”? Hal ini dikarenakan setiap gue nontonin videonya Zenius, gue
merasa di dunia Adventure Time Fin and Jack, haha… Filosofinya, bersama Zenius gue
berada di dunia fantasi dan menikmatinya. Dengan fantasi itu, gue gak cuma berkhayal
tapi mecoba dan berusaha mewujudkannya *cekiwirrr* hehe…
O,
iya btw gue mau ngasih tau kalau awal Juli lalu gue berhasil mendapatkan
pengumuman kalau gue diterima di Fakultas Hukum Universitas Andalas,
Alhamdullilah. Yah, gue berjuang lewat SBM, bukan SNM. Yang katanya dengan prestasi segudang dan nilai bagus dapat lolos, tapi gue bukti nyatanya. SNM memang gak semudah itu. Gagal SNM memang menyakitkan, tapi cuma 5 menit kok. Setelah itu gue ambil hikmahnya dan bangkit menjadi pejuang SBM, mengulang-ulang pelajaran SBM di Zenius. *kembali ke SBM*. Walaupun keterima di pilihan kedua, gue tetap bersyukur bisa
menjadi bagian dari orang yang dapat bersaing. Gue juga gak kecewa kok karena
gue yakin dan percaya sudah melakukan yang terbaik. Manusia merencanakan, namun
Tuhan yang menentukan. *asekkk*
Okey,
sekian tulisan yang dapat gue kontribusikan untuk Zenius. Semoga dapat
bermanfaat dan menginspirasi. Itu semua murni pengalaman gue kok. Sampai jumpa
di tulisan berikutnya, hehe…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar