Cermin
yang merefleksikan segalanya,
tak
berupaya untuk sirnakan
Setiap
mimpi yang ada
Bahkan,
yang terkelam sekalipun
Dari
cermin tercipta angan dan cita,
Kesatuan
yang tak terelakkan,
Bak
nilai serta norma,
Ajaran
yang selalu hidup dalam masyarakat…
Ajaran
yang hidup itu, terus mengakar
Pada
kearifan lokal yang agung
Namun,
akhirnya tak sekuat
Akar
Beringin yang menopang batangnya…
Terjengkang
dengan semilir angin,
sungguh,
akar yang lemah
Cermin
yang utuh, berikanlah kami jawaban
Kami
tak ingin tercipta…
Imajinasi
yang menghancurkan,
Sesuatu
itu sangat tidak nyata
Namun
maya, sama seperti cermin
Semua
fana, semua terhanyut
Dalam
pangkuan ombak dan buihnya,
Cukup
membuat insan kita terlena
Kita
lepas dari pangkuan, maka
Terciptalah… Ilusi
yang bisa ditangisi
Khayalan
yang mengaksara pada tipuan
Ketololan
insan yang mulai tertidur
Yang
tungkus-lungus nya bagai sampah
Delusi
kau hanya mengingkari
Revitalisasi
abdi pada negeri
Kembalikan
semua yang kupercayai
Pada
cermin fana t’lah ternodai…
Sangat
tidak ada lagi rasa, pengharapan
Padamu
negeri!
Sumpah
Palapa sesuai ramalan
Dan
janganlah terpecahkan, bagai cermin muslihat
Ku
ingatkan, dan jangan ada…
Sumpah
Kelapa!!!
[Batam, 30 September 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar